4 Tokoh Asal Indonesia Penemu Teknologi Canggih di Dunia

Dalam benak kita mungkin hanya berpikir bahwa penemuan tehnologi canggih dan luar biasa hanya ditemukan oleh orang-orang barat atau orang asing. Ternyata tidak. Banyak dari bangsa kita Indonesia tercinta yang ternyata menemukan dan menciptakan penemuan tehnologi canggih yang mungkin tak pernah terlintas dalam pikiran kita.

Tapi sayang 1000 kali sayang, berbagai penemuan tersebut tidak ada harganya bagi bangsa kita atau bahkan memang tidak dihargai sama sekali sehingga tidak banyak yang mengetahuinya. Sungguh miris sekali. Bangsa yang besar ini sampai tidak tahu bahwa di antara anak-anak bangsa terdapat penemu-penemu yang luar biasa otaknya dengan menciptakan penemuan yang canggih.

Penulis akan memaparkannnya untuk anda beberapa penemuan yang berhasil ditemukan oleh anak bangsa ini tapi tidak banyak orang yang tahu.

1. Yudi Utomo Imardjoko, Penemu Kontainer Limbah Nuklir

Yudi Utomo Imardjoko, Penemu Kontainer Limbah Nuklir
Yudi Utomo Imardjoko, Penemu Kontainer Limbah Nuklir

Dari namanya pasti anda tahu. Itulah bapak Yudi Utomo Imardjoko yang berhasil menemukan Kontainer Limbah Nuklir. Ia adalah seorang yang menjadi peneliti pada Fakultas Tehnik Universitas Gajah Mada sekaligus juga sebagai Ketua Jurusan Tehnik Nuklir di universitas tersebut. Sebuah penemuan yang luar biasa dan kita sebagai bangsa Indonesia tidak tahu tentangnya.

Yudi mulai banyak dikenal di bidang nuklir sejak menimba ilmu di Amerika Serikat, salah satunya dengan “memenangkan” kompetisi pembuatan penampung limbah nuklir di Amerika Serikat pada tahun 1990-an. Saat itu pemerintah Amerika Serikat membutuhkan desain penampung limbah nuklir baru karena banyaknya pembangkit listrik tenaga nuklir. Rancangan Yudi itu dinilai paling bagus dan aman, sehingga dinilai layak masuk dalam lembaran Departemen Energi AS dan memenuhi kualifikasi untuk ikut tender pembuatan kontainer limbah nuklir.

Karena prestasinya, ia ditawari menjadi pengajar Teknik Nuklir di Iowa University, tetapi ditolaknya karena lebih ingin mengajar di Universitas Gajah Mada. Selain mengajar,Yudi menjadi direktur Pusat Studi Energi UGM dan menjadi konsultan berbagai perusahaan energi. Setelah 25 tahun ia mencoba tantangan baru sebagai konsultan energi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang berkantor di New York, AS. Namun setelah 5 bulan, ia dipanggil untuk menduduki posisi Direktur PT Batan Teknologi.

Yudi berpikir bahwa kalau di Indonesia nanti ada tenaga pembangkit listrik nuklir maka Kontainer Limbah Nuklir dapat menampung limbah radioaktif nuklir tersebut. Kontainer Limbah Nuklir sendiri berbentuk silinder dengan bahan titanium. Silinder tersebut memiliki panjang 4 meter, diameternya 1,6 meter. Dinding Kontainer Limbah Nuklir ciptaan Yudi ini memiliki ketebalan 24 sentimeter.

Ia diangkat menjadi direktur utama PT BatanTek pada 26 Juli 2011, dengan tantangan menyelamatkan BatanTek dari kebangkrutan karena dilarangnya pengayaan uranium tingkat tinggi untuk produksi radioisotop oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) sejak 2010. Padahal radioisotop diperlukan untuk kebutuhan kedokteran dalam menghasilkan diagnosis presisi tinggi dan menjadi bisnis utama BatanTek.

Karena seorang tenaga ahli dari AS gagal memberikan solusi bagi BatanTek, maka klien rumah sakit mengalihkan kepada produsen lain. Yudi Utomo mengajak Dr Kusnanto, sahabatnya saat menimba ilmu di UGM, untuk bergabung sebagai direktur produksi BatanTek. Akhirnya mereka berhasil menemukan teknik baru pengayaan uranium tingkat rendah untuk memproduksi radioisotop. Oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan, teknik yang belum dikenal di dunia ilmu nuklir ini kemudian dinamai “Formula YK” yang berasal dari gabungan nama Yudiutomo-Kusnanto.

Mulai November 2011, BatanTek kembali bisa memproduksi radioisotop dan menerima kembali pesanan dari klien sebelumnya. Di antaranya 11 rumah sakit di Indonesia, serta tambahan pesanan dari luar negeri seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, Jepang, dan Bangladesh, serta pembeli potensial China.

Tidak tanggung-tanggung, Yudi mampu menciptakan Kontainer Limbah Nuklir yang dapat menampung limbah Nuklir dalam waktu 10 tahun. Sungguh luar biasa pemikiran dan idenya untuk membuat Kontainer Limbah Nuklir. Seandainya bangsa ini bisa memanfaatkan dengan baik maka penemuan Yudi akan menjadi aset bangsa ini.

2. Tjokorda Raka Sukawati, Penemu Konstruksi Beton Penyangga Jalan Layang

Tjokorda Raka Sukawati, Penemu Konstruksi Beton Penyangga Jalan Layang
Tjokorda Raka Sukawati, Penemu Konstruksi Beton Penyangga Jalan Layang

Ir. Tjokorda Raka Sukawati (lahir di Ubud, Bali, 3 Mei 1931 – meninggal di Ubud, Bali, 11 November 2014 pada umur 83 tahun[1]) adalah seorang insinyur Indonesia yang menemukan konstruksi Sosrobahu, yang memudahkan pembangunan jalan layang tanpa mengganggu arus lalu lintas pada saat pembangunannya.

Tjokorda meraih gelar Insinyur bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung 1962, dan memperoleh gelar Doktor dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta pada tahun 1996.

Ia meniti karier di PT. Hutama Karya yang bergerak dibidang jasa konstruksi dan infrasruktur, merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Pekerjaan Umum (PU). Ketika menggarap proyek jalan layang antara Cawang dengan Tanjung Priok di Jakarta itulah teknologi Sosrobahu ditemukan.

Sebenarnya temuannya belum diuji secara khusus di laboratorium saat dipraktikkan. Namun ia merasa yakin temuannya bisa bekerja sesuai rumusan ilmiah yang ada. Bahkan sebelum temuannya dipraktikkan, ia yang menganut agama Hindu yang taat itu menyempatkan diri bersembahyang di atas konstruksi itu. Ia terbilang nekad saat itu, dengan mengatakan bahwa ia bersedia mundur dari direktur PT. Hutama Karya kepada menteri Pekerjaan Umum saat itu, bila temuannya itu ternyata tidak bisa bekerja. Namun ternyata temuan Sosrobahu itu dapat bekerja sebagaimana mestinya tanpa kurang suatu apa pun.

Dia mengatakan bahwa temuan itu 80% atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa. Bahkan angka tekanan 78 kg/cm² yang ditetapkan dalam teknologi temuannya itu, sebenarnya angka misterius bagi ia, entah dari mana saat itu ia menetapkan angka wangsit itu, tetapi berhasil bahkan para insinyur Amerika Serikat yang mengerjakan jalan layang di Seattle begitu taat dengan ketetapan 78 kg/cm² itu. Belakangan, setelah diketahui di laboratorium yang kemudian dibangunnya sendiri itu, didapatkan hasil perhitungan berupa ketetapan sebesar 78,05 kg/cm². Persis sama dengan ketetapan angka wangsit tadi.

Di ujung kariernya di PT. Hutama Karya, Tjokorda terseret persoalan Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang menimpa perusahaan konstruksi itu. Tjokorda harus berurusan dengan masalah commercial paper, hal yang asing bagi seorang insinyur seperti dirinya. Ia sempat berurusan dengan pengadilan. Kasus ini terkuat menyusul krisis finansial Asia yang membuat banyak perusahaan konstruksi terkena masalah.

Tjokorda Raka Sukawati, yang juga pendiri Fakultas Teknik Universitas Udayana, telah pensiun dari PT. Hutama Karya, namun masih tetap berkarya bahkan menghasilkan teknologi sosrobahu versi kedua yang lebih unggul soal kepraktisan dibandingkan versi sebelumnya. Kini ia tinggal di kampung halamannya di Ubud, Bali dengan mengajar di jenjang Pascasarjana Bidang Teknik Sipil Universitas Udayana.

Sebuah tehnik jalan layang tanpa harus mengganggu jalannya lalu lintas berhasil ditemukan oleh bangsa Indonesia. Namanya adalah Tjokorda Raka Sukawati. Ia berhasil menemukan Konstruksi Beton Penyangga Jalan Layang. Penemuannya disebut juga dengan Sosrobahu artinya seribu bahu. Sosrobahu disinyalir dapat memutar beton yang berat hingga mencapai 480 ton 90 derajat. Luar biasa sekali.

Sekali lagi, sayang 1000 sayang. Hak paten dari Konstruksi Beton Penyangga Jalan Layang ini tidak dipegang oleh Indonesia. Jepang, Malaysia dan Filipina telah mendahului Indonesia menerbitkan hak paten pada tahun 1992. Indonesia terlambat. Indonesia mematenkan Konstruksi Beton Penyangga Jalan Layang 6 tahun setelah tehnik pembangunan tersebut ditemukan.

3. Bacharuddin Jusuf Habibie, Penemu Pesawat Terbang dengan Kecepatan 20 kali Kecepatan Suara

Bacharuddin Jusuf Habibie, Penemu Pesawat Terbang dengan Kecepatan 20 kali Kecepatan Suara
Bacharuddin Jusuf Habibie, Penemu Pesawat Terbang dengan Kecepatan 20 kali Kecepatan Suara

Bangsa Indonesia punya Bacharuddin Jusuf Habibie. Penulis kagum padanya karena ia tidak pernah ketinggalan shalat Dhuha dan puasa Senin Kamis. Orang pintar dan memiliki otak cemerlang tapi ibadahnya sangat rajin. Pada tahun 1955 sampai 1965 Habibie menempuh pendidikan di Jerman dengan mengambil spesialisasi konstruksi pesawat terbang (Teknik Penerbangan) di Rhein Westfalen Aachen Technisce Hochschule (RWTH).

Beliau mendapatkan beasiswa pada saat itu karena Pemerintahan Indonesia di bawah Presiden Soekarno sedang menjalankan program dengan membiayai ratusan siswa cerdas Indonesia untuk menimba ilmu di luar negeri. Semasa kuliah di Jerman dijalani oleh Habibie dengan penuh perjuangan, karena pendidikan disana bukan hanya sebentar saja. Baginya musim liburan bukanlah untuk berlibur, melainkan mengisinya dengan ujian dan mencari uang untuk mencari buku untuk menunjang materi pendidikannya.

Setelah masa liburan berakhir kegiatannya hanya belajar dan kegiatan lainnya disampingkan oleh Habibie. Dalam biografi BJ Habibie diketahui bahwa berkat kerja kerasnya, beliau mendapatkan gelar Ing dari Technische Hochschule Jerman pada tahun 1960. Gelar itu ia dapatkan dengan predikat Cumlaude (sempurna) dengan perolehan nilai rata – rata 9,5. Setelah mendapatkan gelar insinyur beliau bekerja di suatu industri kereta api Firma Talbot di Jerman.

Gelar Mr. Crack

Saat bekerja di perusahaan tersebut beliau dapat menyelesaikan permasalahan perusahaan Firma Talbot yang sedang membutuhkan sebuah wagon untuk mengangkut barang-barang ringan bervolume besar. Habibie memecahkan permasalahan tersebut dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip kontruksi sayap pesawat terbang. Setelah itu BJ Habibie melanjutkan kembali pendidikannya untuk gelar doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen. Beliau mendapatkan gelar doktornya pada tahun 1965, ia mendapat predikat Summa Cumlaude dengan nilai rata-rata 10.

Yang menarik dari kisah inspiratif BJ Habibie adalah ditemukannya rumus untuk menghitung keretakan atau Crack propagation on random sampai ke atom oleh Habibie. Untuk menghargai kecerdasannya dan kontribusinya, persamaan tersebut diberi dama Faktor Habibie. Tidak hanya itu, beliau juga dijuluki sebagai Mr. Crack oleh para spesialis penerbangan. Pada tahun 1967, beliau mendapatkan gelar Profesor Kehormatan atau Guru Besar di ITB (Insstitute Reknologi Bandung).

Tidak hanya itu BJ Habibie juga mendapatkan gelar tertinggi di ITB yaitu Ganesha Praja Manggala. Dengan segala kecerdasan yang dimilikinya, beliau mendapatkan banyak pengakuan dari Lembaga kelas internasional seperti. Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga penerbangan Jerman), The Royal Aeronautical Society London dari Inggris, The Academie Nationale de l’Air et de l’Espace dari Francis, The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences dari Swedia dan yang terakhir dari The US Academy of Engineering Amerika Serikat.

Selain pengakuan dari banyak Lembaga luar negeri, Habibie pun mendapatkan beberapa penghargaan bergengsi yaitu Edward Warner Award serta Award von Karman dimana penghargaan ini hampir setara penghargaan Hadiah Nobel. Selain itu Habibie juga peraih penghargaan Theodore van Karman Award yang bergengsi di Jerman.

4. Prof. Khoirul Anwar, Penemu Jaringan 4G

Prof. Khoirul Anwar, Penemu Jaringan 4G
Prof. Khoirul Anwar, Penemu Jaringan 4G

Dr. Prof. Khoirul Anwar (lahir di Kediri, Jawa Timur tahun 1978) adalah seorang ilmuwan Indonesia. Ia dikenal sebagai pemilik paten teknologi broadband yang menjadi standard internasional ITU, baik untuk sistem teresterial (di bumi) maupun satelit (di luar angkasa).

Namun, tahukah anda siapa penemu 4 G? Kalau anda belum tahu ternyata penemunya adalah orang Indonesia. Ia adalah Prof. Khoirul Anwar. Dengan tehnologi canggih 4G LTE ini maka kecepatan transfer data jauh lebih cepat dari tehnologi 3G. Prof. Khoirul Anwar adalah pemegang hak paten tehnologi 4G dengan basis OFDM atau Orthogonal Frequency Division Multiplexing. Ia adalah orang Kediri. Seorang alumni Tehnik Elektro ITB. Kecemerlangan otaknya kelihatan dari cumlaude yang ia capai yaitu di atas 2000.

Ia telah menemukan teknik transmisi wireless dengan dua buah fast Fourirer transform (FFT), yaitu FFT kecil dan (I)FFT besar (dua pada transmitter dan dua pada receiver). Teknik ini mendapatkan penghargaan pada Januari 2006 dari IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) tahun 2006, di California dan menjadi standard international telecommunication union (ITU), ITU-R S.1878 and ITU-R S.2173.

Teknologi ini (beserta modifikasinya untuk multiple access) menjadi basis dari single carrier frequency division multiple access (SC-FDMA) yang dipakai pada uplink 4G LTE. Keuntungan dari penggunaan dua FFT tersebut adalah: (1) mampu meminimalkan dinamic range power sehingga efisien dan tahan terhadap nonlinearity pada amplifier, dan (2) untuk mendapatkan efek frequency diversity (karena FFT kecil/pertama melakukan “spreading” atau redundansi yang disebar ke seluruh subcarrier di (I)FFT besar/kedua) sehingga meminimalkan error pada penerima. Teknik ini sangat bermanfaat untuk sistem komunikasi broadband yang disertai dengan channel coding (karena efek broadband menyebabkan terjadinya frequency selectivity yang baru bisa diambil manfaatnya dengan menggunakan channel coding). Teknik ini telah dipatenkan tahun 2005 dengan mendapatkan full support (dana) dari pemerintah Jepang.

Dr. Khoirul Anwar adalah anak dari pasangan (almarhum) Sudjiarto dengan Siti Patmi. Pria kelahiran Kediri ini adalah alumni Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung, lulus dengan predikat cumlaude pada tahun 2000, wisudawan terbaik sekolah teknik elektro dan informatika (STEI) dan tiga wisudawan terbaik se-ITB tahun 2000. Sebagai bentuk penghargaan Khoirul didaulat menjadi pembicara pada wisudawan ITB, Oktober 2000. Setelah bekerja di perusahaan IT di Jakarta selama sekitar dua tahun, Khoirul kemudian melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar M. Eng pada tahun 2005 serta Dr. Eng pada tahun 2008.

Pendidikan

  • SD Negeri Juwet 2 (1990).
  • SMP Negeri 1 Kunjang (1993).
  • SMA Negeri 2 Kediri (1996).
  • S1 Teknik Elektro ITB (2000).
  • S2 Nara Institute of Science and Technology, NAIST (2005).
  • S3 Nara Institute of Science and Technology NAIST (2008).

Penemuan OFDM tanpa Cyclic Prefix

OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) merupakan teknik modulasi untuk komunikasi wireless broadband yang tahan melawan frekuensi selective fading dan interferensi narrowband dan efisien menghadapi multi-path delay spread. Untuk mencapai hal tersebut, OFDM membagi aliran data high-rate mejadi aliran rate yang lebih rendah, yang kemudian dikirimkan secara bersama pada beberapa sub-carrier. OFDM biasanya memerlukan cyclic prefix (CP) sehingga efek channel circulant bisa diperoleh. Circulant pada channel ini sangat memudahkan perhitungan karena keberadaan FFT/IFFT pada OFDM. OFDM hanya menggunakan satu (I)FFT para transmitter dan satu FFT para receiver. Hanya saja penggunaan CP ini justru membuat transmisi data tidak efisien, karena CP sebenarnya symbol yang di-copy kemudian dikirimkan (tidak mengandung informasi).

Namun dengan konsep yang diusulkan oleh Khoirul bersama kolega, yaitu dengan equalization berantai, disebut chained turbo equalization (CHATUE), CP (juga guard interval) mampu dihilangkan sama sekali namun tidak mengurangi performance dari system. CP ini bisa dihilangkan dengan memanfaatkan dan mengumpulkan energi yang tersebar di awal dan di belakang blok data yang sedang diproses. Ini mirip dengan proses pengumpulan energi genki dama pada serial animasi Dragon Ball. Temuan Khoirul Anwar ini kemudian mendapatkan penghargaan Young Scientist Encouragement award pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan. Kini hasil temuan yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Asisten Profesor berusia 31 tahun itu dapat mematahkan anggapan yang awalnya ‘tak mungkin’ di dunia telekomunikasi. Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval (GI) untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Turbo equalizer akan membatalkan interferensi sehingga sinyal bisa diterima.

Dengan mengenyahkan CP atau GI, dan memanfaatkan dekoder turbo, secara teoretis malah bisa menghilangkan rugi daya transmisi karena tak perlu mengirimkan daya untuk GI. Hilangnya GI juga bisa diisi oleh parity bits yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan akibat distorsi (error correction coding). Gagasan ini sendiri, dikerjakan Khoirul bersama Tadashi Matsumoto, profesor utama di laboratorium tempat Khoirul bekerja. Saat itu ia dan Tadashi hendak mengajukan proyek ke Kinki Mobile Wireless Center. Setelah menurunkan formula matematikanya secara konkret, Khoirul meminta rekannya Hui Zhou, untuk membuat programnya. Metode ini mampu memecahkan problem transmisi nirkabel. Apalagi bisa diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM (2G), CDMA (3G), dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah.

OFDM juga bisa diterapkan Indonesia, terlebih di kota besar yang punya banyak gedung pencakar langit dan daerah pegunungan. Sebab di daerah tersebut biasanya gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih panjang. Temuan ini mendapat penghargaan Best Paper untuk kategori Young Scientist pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan. Temuan ini telah dipatenkan tahun 2010 dan kemungkinan besar dipakai untuk teknologi masa depan yang harus tetap optimal karena tantangan sinkronisasi (karena banyaknya device yang saling terhubung).

Recommended For You

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *