Cara Budidaya Tanaman Kopi (coffee)

Cara Budidaya Tanaman Kopi
Cara Budidaya Tanaman Kopi

Kopi adalah makanan yang berenergi tinggi, kopi sendiri awalnya berasal dari bahasa Arab “qahwah” yang berarti kekuatan, Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata kopi yang dikenal saat ini. Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas terbaik) dan robusta.

Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat.

Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung

Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia. Jika potensi dahsyat ini bisa kita manfaatkan tidaklah sulit untuk menjadikan komoditi ini menjadi andalan di sektor perkebunan. Hanya butuh sedikit sentuhan teknis budidaya yang tepat, niscaya harapan kita optimis menjadi kenyataan.

PERSIAPAN LAHAN

  • Untuk tanah pegunungan/miring buat teras.
  • Kurangi/tambah pohon pelindung yang cepat tumbuh kira-kira 1:4 hingga 1: 8 dari jumlah tanaman kopi.
  • Siapkan pupuk kandang matang sebanyak 25-50 kg, sebarkan Natural GLIO, diamkan satu minggu dan buat lobang tanam 60 x 60, atau 75 x 75 cm dengan jarak tanam 2,5?2,5 hingga 2,75 x 2,75 m minimal 2 bulan sebelum tanam

PEMBIBITAN

  • Tumbuhnya normal dan ukurannya seragam.
  • Tidak terserang hama/penyakit, batang dan daunnya bersih dan kelihatan segar.
  • Mempunyai akar tunggang yang lurus.
  • Bibit yang akan ditanam harus berasal dari klon/varietas unggul yang dianjurkan.
  • Bibit yang dianjurkan adalah bibit vegetatif, terutama bibit sambungan dan setek, karena:
    • Cepat berbuah, terutama bibit stek.
    • Mempunyai sifat sama dengan induk.
    • Bibit sambungan merupakan gabungan dari 2 jenis kopi yang bersifat unggul.
    • Bibit semai yang dapat digunakan adalah hasil silangan pertama (hibrida) yang diperoleh langsung dari penangkar-penangkar benih.

PENANAMAN

  • Masukkan pupuk kandang dengan campuran tanah bagian atas saat penanaman bibit.
  • Usahakan saat tanam sudah memasuki musim hujan.
  • Lakukan penyiraman tanah setelah tanam
  • Hindarkan resiko kematian tanaman baru dari gangguan ternak.

PENYULAMAN

  • Lakukan penyulaman segera jika tanaman mati atau gejala pertumbuhannya tidak normal.
  • Penyulaman dilakukan awal musim hujan

PENYIRAMAN dilakukan Lakukan penyiraman jika tanah kering atau musim kemarau

PEMUPUKAN

Pupuk yang digunakan pada umumnya harus mengandung unsur-unsur Nitrogen, Phospat dan Kalium dalam jumlah yang cukup banyak dan unsur-unsur mikro lainnya yang diberikan dalam jumlah kecil. Ketiga jenis tersebut di pasaran dijual sebagai pupuk Urea atau Za (Sumber N), Triple Super Phospat (TSP) dan KCl.

Selain penggunaan pupuk tunggal, di pasaran juga tersedia penggunaan pupuk majemuk. Pupuk tersebut berbentuk tablet atau briket di dalamnya, selain mengandung unsur NPK, juga unsur-unsur mikro. Selain pupuk an organik tersebut, tanaman kopi sebaiknya juga dipupuk dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos.

Pemberian pupuk buatan dilakukan 2 kali per tahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan, dengan meletakkan pupuk tersebut di dalam tanah (sekitar 10 – 20 cm dari permukaan tanah) dan disebarkan di sekeliling tanaman. Adapun pemberian pupuk kandang hanya dilakukan Tahun 0 (penanaman pertama)

PEMANGKASAN

Lakukan pemangkasan rutin setelah berakhirnya masa panen (pangkas berat) untuk mengatur bentuk pertumbuhan, mengurangi cabang tunas air (wiwilan), mengurangi penguapan dan bertujuan agar terbentuk bunga, serta perbaikan bagian tanaman yang rusak. Pemangkasan pada awal atau akhir musim hujan setelah pemupukan

Baca Juga: Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman Kopi

P A N E N

Kopi akan berproduksi mulai umur 2,5 tahun jika dirawat dengan baik dan buah telah menunjukkan warna merah yang meliputi sebagian besar tanaman, dan dilakukan bertahap sesuai dengan masa kemasakan buah.

PENGOLAHAN HASIL

Agar dipersiapkan terlebih dahulu tempat penjemuran, pengupasan kulit dan juga penyimpanan hasil panen agar tidak rusak akibat hama pasca panen. Buah panenan harus segera diproses maksimal 20 jam setelah petik untuk mendapatkan hasil yang baik.

Penyebab Kerusakan Kopi Beras :

  • Biji keriput : asal buah masih muda
  • Biji berlubang :kopi terserang bubuk
  • Biji kemerahan : Kurang bersih mencucinya
  • Biji pecah : mesin pengupas kurang sempurna, berasal dari buah yang terserang bubuk, pada saat pengupasan dengan mesin kopi terlalu kering.
  • Biji pecah diikuti oleh perubahan warna: mesin penguap dan pemisah kulit dengan biji kurang sempurna, fermentasi pada pengolahan basah kurang sempurna.
  • Biji belang : pengeringan tidak sempurna, terlalu lama disimpan , suhu penyimpanan terlalu lembab.
  • Biji Pucat : terlalu lama disimpan di tempat lembab
  • Biji berkulit ari : Pengeringan tidak sempurna atau terlalu lama, pada pengeringan buatan suhu awal terlalu rendah.
  • Biji berwarna kelabu hitam : pada pengeringan buatan suhunya terlalu tinggi.
  • Noda-noda cokelat hitam : pada pengeringan buatan, kopi tidak sering diaduk/dibolak-balik.

Semoga artikel tentang budidaya kopi ini dapat bermanfaat untuk kita semua, terima kasih.

Recommended For You

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *