“Doa Shalat Jenazah”
ALLAAHUMMAGHFIR LIHAYYINAA WA MAYYITINAA WA SYAAHIDINAA WA GHAA’IBINAA WA SHAGHIIRINAA WA KABIIRINAA WA DZAKARINAA WA UNTSAANAA. ALLAAHUMMA MAN AHYAITAHU MINNAA FA AHYIHI ‘ALAL ISLAAM, WA MAN TAWAFFAITAHU MINNAA FATAWAFFAHU ‘ALAL IIMAANI.
‘Wahai Allah! Ampunilah kami, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, baik yang hadir maupun yang tidak hadir, baik yang kecil maupun besar, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Wahai Allah! Siapapun yang telah Engkau hidupkan di antara kami, hidupkanlah dia dengan tetap beragama Islam, dan siapa pun yang telah Engkau wafatkan di antara kami, wafatkanlah dia dalam keadaan beriman”.
ALLAAHUMMA INNA HAADZAA ‘ABDUKA WABNU ‘ABDAIKA, KHARAJA MIN RAUHID DUNYAA WA SA’ATIHAA WA MAHBUUBUHU WA AHIBBAA’UHU FIIHAA ILAA ZHULMATIL QABRI WA MAA HUWA LAAQIIHI, KAANA YASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAA ANTA WAHDAKA LAA SYARIIKA LAKA, WA ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUKA WA RASUULUKA WA ANTA A’LAMU BIHII MINNAA.
“Wahai Allah! Sesungguhnya ini adalah hamba Engkau, anak kedua hamba Engkau, ia telah keluar dari kesenangan dunia, keluasannya, kekasih dan orang-orang yang dicintainya di dunia menuju gelapnya kubur dan sesuatu yang akan dia temui di dalamnya. Dia telah menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Engkau sendiri, tak ada sekutu bagi Engkau, dan bahwa nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Engkau, dang Engkau lebih mengetahui hal itu dari pada kami”.
ALLAAHUMMA INNAHU NAZALA BIKA WA ANTA KHAIRU MANZUULIN BIHI. WA ASHBAHA FAQIIRAN ILAA RAHMATIKA WA ANTA GHANIYYUN ‘AN ‘ADZAABIHI WA QAD JI’NAAKA RAAGHIBIINA ILAIKA SYUFA’AA’A LAHU.
“Wahai Allah! Sesungguhnya mayat ini datang kepada Engkau, sedangkan Engkau adalah sebaik-baik yang didatangi. Ia amat butuh akan rahmat Engkau, sedangkan Engkau tidak butuh terhadap siksanya. Kami benar-benar datang kepada Engkau, memohon kepada Engkau, sebagai perantara baginya”.
ALLAAHUMMA IN KAANA MUHSINAN FAZID FII IHSAANIHI, WA IN KAANA MUSII’AN FATAJAAWAZ ‘ANHU, WA LAQQIHI BIRAHMATIKA RIDHAAKA WA QIHI FITNATAL QABRI WA ‘ADZAABIHI.
“Wahai Allah! Jika mayat ini termasuk orang yang baik, maka tambahkanlah kebaikannya; Jika mayat ini termasuk orang yang jahat (jelek), maka bebaskanlah dia dari kejahatannya, pertemukanlah dia dengan sebab rahmat Engkau akan keridha’an Engkau, dan peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksanya”.
WAFSAH LAHU FII WABRIHI WA JAAFIL ARDHA ‘AN JANBAIHI WA LAQQIHII BIRAHMATIKAL AMNA MIN ‘ADZAABIKA HATTAA TAB’ATSAHU AAMINAN ILAA JANNATIKA BIRAHMATIKA YAA ARHAMAR RAAHIMIINA.
“Dan luaskanlah kuburnya, renggangkanlah bumi dari kedua lambungnya, dan pertemukanlah dia dengan sebab rahmat Engkau akan keselamatan dari siksa Engkau,sehingga Engkau bangunkan dia dalam keadaan aman sampai ke surga Engkau berkat rahmat Engkau, wahai Zat Yang paling Pengasih diantara para pengasih”.
Keterangan :
Shalat jenazah adalah shalat yang dikerjakan dengan 4 takbir, tanpa ruku, i’tidal, sujud dan duduk. Jadi dilakukan hanya dengan berdiri.
Shalat jenzah hukumnya fardhu kifayah,yaitu kewajiban yang bersifat kolektif. Artinya, jika dalam satu wilayah tak ada seorang pun yang menyelenggarakan shalat jenazah, maka seluruh penduduk wilayah itu akan menanggung dosa. Akan tetapi jika ada beberapa orang saja yang menyelenggarakannya, maka penduduk yang lainnya bebas dari kewajiban itu. Shalat jenazah ini boleh dikerjakan setiap waktu, karena shalat ini termasuk shalat yang mempunyai sebab. Shalat jenazah boleh dikerjakan kaum wanita. Beberapa mayat boleh dishalati secara bersama-sama.
Cara mengerjakan shalat jenazah adalah :
1) Berdiri tegak menghadap kiblat dan membaca lafal niat shalat jenazah yang berbunyi :
USHALLII ‘ALAA HAADZAL MAYYITI ARBA’A TAKBIIRAATIN FADDHAL KIFAAYATI MA’MUUMAN LILLAAHI TA’AALAA.
(Jika mayat orang perempuan, kata HAADZAL MAYYITI diganti dengan HAADZIHIL MAYYITATI).
2) Kemudian mengangkat kedua tangan setinggi bahu sambil mengucapkan kalimat takbir “ALLAAHU AKBAR”. Pada saat itu hatinya mengatakan : “Aku (niat) shalat atas jenazah ini, 4 takbir, fardhu kifayah, mengikut imam, karena Allah Ta’ala”.
3) Selesai niat dan takbir, kedua tangan bersedekap dan langsung membaca isti’adzah dan surat Al-Fatihah (tanpa membaca doa iftitah).
4) Setelah selesai membaca Surat Al-Fatihah, dilanjutkan dengan bertakbir yang kedua (dengan gerakan sama seperti gerakan pada takbir pertama, tanpa niat), dalam posisi tetap berdiri, tanpa ruku dan tanpa sujud. Selesai bertakbir, kedua tangan kembali ke posisi semula, yaitu bersedekap, lalu membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW yang lafalnya :
a. Sekurang-kurangnya (minimal) :
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD
b. Yang paling sempurna (lengkap) :
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD WA’ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAA SHALLAITA ‘ALAA IBRAAHIM WA ‘ALAA AALI IBRAAHIIM, WA BAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD, KAMAABAARAKTA ‘ALAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA ‘AALI IBRAAHIIM, FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUM MAJIID.
“Wahai Allah! Berilah rahmat kepada nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi rahmat kepada nabi Ibrahim dan keluarganya, dan berilah keberkahan kepada nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi keberkahan kepada nabi Ibrahim dan keluarganya, sungguh di alam semesta ini Engkau Maha Terpuji lagi Maha mulia”.
5) Selesai membaca shalawat, dilanjutkan dengan bertakbir yang ketiga sambil mengangkat kedua tangan, tanpa ruku dan tanpa sujud. Selesai bertakbir, kedua tangan kembali ke posisi semula, yaitu bersedekap, lalu membaca doa yang ditujukan untuk jenazah, yaitu :
a. Sekurang-kurangnya :
ALLAAHUMMAGHFIR LAHU WARHAMHU WA ‘AAFIHI WA’FU ‘ANHU
Jika jenazah seorang perempuan, maka lafalnya :
ALLAAHUMMAGH FIRLAHAA WARHAMHAA WA ‘AAFIHAA WA’FU ‘ANHAA
b. Yang paling sempurna (lengkap)
ALLAAHUMMAGHFI LAHU WARHAMHU WA ‘AAFIHI WA’FU ‘ANHU WA AKRIM NUZULAHU WA WASSI’ MADKHALAHU WAGHSILHU BILMAA’I WATS TSALJI WALBARADI WANAQQIHI MINAL KHATHAAYAA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANASIWA ABDILHUDAARAN KHAIRAN MIN DAARIHI WA AHLAN KHAIRAN MIN AHLIHI WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHI WA QIHI FITNATAL QABRI WA ‘ADZAABAN NAARI.
Jika jenazah seorang perempuan, maka lafalnya:
ALLAAHUMMAGHFIR LAHAA WARHAMHAA WA ‘AAFIHAA WA’FU ‘ANHAA WA AKRIM NUZULAHAA WA WASSI’ MADKHALAHAA WAGHSILHAA BIL MAA’I WATS TSALJI WAL BARADI WANAQQIHAA MINAL KHATHAAYAA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANASI WA ABDILHAA DAARAN KAAIRAN MIN DAARIHAA WA AHLAN KHAIRANMIN AHLIHAA WA ZAUJAN KHAIRAN MIN ZAUJIHAA WA QIHAA FITNATAL QABRI WA ‘ADZAABAN NAARI.
“Wahai Allah!Ampunilah dia, berilah dia rahmat, berilah dia kesejahteraan, maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya, luaskanlah tempat kediamannya, bersihkanlah dia dengan air, es dan embun, dan bersihkanlah dia dari segala kesalahan sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, keluarganya dengan keluarga yang lebiha baik, dan istri (suami)-nya dengan istri (suami) yang lebih baik, dan peliharalah dia dari fitnah (siksa) kubur dan azab neraka”.
Jika jenazah seorang anak kecil (yang belum baligh), maka doanya :
ALLAAHUMMAJ ‘ALHU FARATHAN LI ABAWAIHI WA SALAFAN WA DZUKHRAN WA ‘IZHATAN WA’TIBAARAN WA SYAFII’AN WA TSAQQIL BIHI MAWAAZIINAHUMAA WA AFRIGHISH SHABRA ‘ALAA QULUUBIHIMAA WA LAA TAFTINHUMAA BA’DAHU WA LAA TAHRIMHUMAA AJRAHU.
Jika seorang perempuan, maka lafalnya :
ALLAAHUMMAJ ‘ALHAA FARATHAN LI ABAWAIHAA WA SALAFAN WA DZUKHRAN WA ‘IZHATAN WA’TIBAARAN WA SYAFII’AN WA TSAQQIL BIHAA MAWAAZIINAHUMAA WA AFRIGHISH SHABRA ‘ALAA QULUUBIHIMAA WA LAA TAFTINHUMAA BA’DAHU WA LAA TAHRIMHUMAA AJRAHAA.
“Wahai Allah! Jadikanlah dia sebagai simpanan pendahuluan bagi kedua orang tuanya, titipan, pelajaran (nasihat), contoh, penolong, dan beratkanlah, karena dia, timbangan kedua orang tuanya, curahkanlah kesabaran di hati mereka berdua, janganlah Kau jadikan fitnah bagi mereka berdua setelah kematiannya, dan janganlah Kau cegah pahalanya bagi mereka berdua”.
6) Selesai membaca doa untuk jenazah, dilanjutkan denga bertakbir yang keempat sambil mengangkat kedua tangan, tanpa ruku dan tanpa sujud. Selesai bertakbir, kedua tangan kembali ke posisi semula, yaitu bersedekap, lalu membaca doa yang ditujukan untuk jenazah dan orang yang menyalatinya, yaitu :
ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHU WA LAA TAFTINNAA BA’DAHU WAGHFIR LANAA WA LAHU
Jika jenazah seorang perempuan, maka lafalnya :
ALLAAHUMMA LAA TAHRIMNAA AJRAHAA WA LAA TAFTINNAA BA’DAHAA WAGHFIR LANAA WA LAHAA
Jika ingin lebih sempurna maka ditambah dengan lafal :
WA LI’IKHWAANINAL LADZIINA SABAQUUNAA BIL IIMAANI WA LAA TAJ’AL FII QULUUBINAA GHILLAN LILLADZIINA AAMANUU RABBANAA INNAKA RA’UUFUR RAHIIM.
“Wahai Allah! Janganlah Kau halangi pahalanya bagi kami, dan janganlah Kau jadikan fitnah bagi kami setelah kematiannya, ampunilah kami dan dia, dan juga saudara-saudara kami yang telah lebih dahulu beriman daripada kami, dan janganlah Kau jadikan kedengkian didalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.
7) Setelah membaca doa tersebut, dilanjutkan dengan membaca salam, sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, yaitu :
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WARAHMATULLAAHI WA BARAKAATUH.
“Semoga kesejahteraan, rahmat Allah, dan berkah-Nya tetap tercurahkan kepada Anda semua”.
Setelah membaca Al-Fatihah bersama-sama dan dilanjutkan dengan membaca doa di atas yang dipimpin oleh imam, sedangkan makmum mengamininya.
Sumber : Pedoman Do’a Dzikir dan Wirid edisi lengkap Ust. Drs. Ahmad Seadie : Penerbit Rica Grafika Jakarta