Cara Pengendalian Hama & Penyakit pada tanaman sayur kubis (KOL)

Pengendalian Hama dan Penyakit – Kegiatan pengendalian hama dan penyakit merupakan faktor terpenting dalam budidaya kubis ramah lingkungan. Hal ini disebabkan tujuan kegiatan ini adalah menghemat penggunaan pestisida dengan bertumpu pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Adapun cara pengendalian beberapa hama dan penyakit kubis dengan konsep PHT dapat dilakukan sebagai berikut :

Untuk pengendalian hama ulat krop kubis yang disebabkan (Crocidolomia binotalis Zell) dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan (memusnahkan) telur, larva atau imago yang ditemukan. Pengendalian secara kimiawi dapat dilakukan bila ditemukan 3 paket telur pada 10 tanaman dan 5 % tanaman terserang hama tersebut. Pengendalian kimia cara tersebut dapat menghemat/menekan penggunaan pestisida 7 – 11 kali penyemprotan.

Pemilihan bahan aktif insektisida dilakukan dengan selektif dan yang efektif diantaranya Bacillus thuringiensis (Turex, Thuricide), sipermetrin (Cymbush), Klorfluazuron (Atabron), lufenuron (Match), Lamda sihalotrin (Matador), Protiofos (Tokuthion) dan lain-lain. Selain itu dapat juga digunakan pestisida nabati atau biologi dengan dosis anjuran adalah: Bacillus thurigiensis, biji sirsak atau dengan menggunakan biji nimba 30 gr/liter.

Baca Juga: Cara Budidaya Tanaman Sayur Kubis (KOL)

Untuk pengendalian hama ulat kubis Plutella xytostella dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimia. Cara mekanis yaitu dengan memusnahkan dan mengumpulkan semua larva imago yang ditemukan, sedangkan cara kimiawi dilakukan dengan penggunaan pestisida selektif bila ditemukan 5 larva setiap 10 tanaman dan 5% dari jumlah tanaman telah terserang hama tersebut. Dengan melakukan pengamatan, maka akan menghemat penggunaan pestisida 7 ? 11 kali penyemprotan dengan dosis 0,5 ? 1cc/liter tiap penyemprotan.

Pengendalian penyakit

Pengendalian penyakit bengkak akar yang disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassicae yang ditandai daun-daun kubis layu, bila tanaman tersebut dicabut pada akarnya akan terlihat ada pembengkakkan. Untuk mengendalikannya dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :

  1. penggunaan varietas tahan P. brassicae seperti 72754, G6-voloqod shajas, Zimjaja dan Winter.,
  2. perlakuan benih dengan pestisida nabati berupa ekstrak daun/umbi bawang putih (8%) selama 2 jam,
  3. tanah untuk persemaian menggunakan tanah dari luar daerah endemis atau tanah lapisan bawah (min. 40 cm) yang dikukus atau diberi fungisida,
  4. melakukan pengapuran dengan dolomit 2 ton/hektar dilakukan 15 hari sebelum tanam, (5) tanah diinokulasi dengan Gliogladium (Bio GL) dosis 11 cc/liter atau Glio kompos 1 kg/4 meter2 sehari sebelum tanam atau Dazomet 30-40 gram/m2 (200-267 gram/ha) 2 minggu sebelum tanam,
  5. mencabut tanaman muda yang terserang dan memusnahkannya kemudian
  6. memusnahkan segera sisa panen.

Pengendalian penyakit bercak daun Altenaria dapat dilakukan dengan merendam benih dalam air panas (50oC) selama 15 menit, penggunaan jarak tanam yang agak lebar agar sirkulasi tanaman tidak terganggu, dan terakhir adalah penggunaan fungisida bila tanaman belum membentuk krop dan serangan lebih dari 10%. Dalam pengendalian hama dan penyakit kubis dengan pestisida harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

  1. melakukan penyemprotan setelah ambang kendali untuk masing-masing hama atau penyakit terlewati,
  2. pemilihan pestisida yang tepat dan efektif,
  3. tidak menggunakan oplosan dari beberapa bahan aktif pestisida yang berbeda,
  4. Melakukan penyemprotan secara bergantian agar hama dan penyakit tidak kebal,
  5. tidak mengurangi atau menambah takaran dari dosis yang dianjurkan,
  6. waktu dan frekwensi penyemprotan dilakukan secara tepat dimana waktu penyemprotan sebaiknya pagi sekali atau sore dengan frekwensi tidak dirapatkan karena dapat meninggalkan residu pada hasil panen dan hama penyakit menjadi kebal.

Recommended For You

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *