Jenis Hama & Penyakit pada tanaman Gladiol

Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin “Gladius” yang berarti pedang kecil, seperti bentuk daunnya. Berasal dari Afrika Selatan dan menyebar di Asia sejak 2000 tahun. Tahun 1730 mulai memasuki daratan Eropa dan berkembang di Belanda.

Baca Juga : Cara Membudidayakan Tanaman Gladiolus hybridus

Jenis Hama & Penyakit pada tanaman Gladiol

Hama

1) Thrips gladiol (Taeniothrips simplex / Mor) Hama ini sering dijumpai disetiap area pertanaman gladiol di seluruh dunia, yang dapat menimbulkan kerusakan berat (di lapangan).

  • Gejala: bercak – bercak berwarna keperak – perakan pada permukaan daun, merusak jaringan daun / bunga dan mengisap cairan yang keluar dari bagian tanaman dengan menggunakan alat mulutnya. Tanaman yang terserang hama ini akan timbul bercak-bercak putih dan akhirnya menjadi coklat dan mati. Serangga muda (nimfa) berwarna kuning pucat dan lebih suka makan pada bagian bunga dan kuncup. Panjang tubuh hama dewasa ? 2,5 mm, berbentuk ramping, pipih, berwarna coklat tua atau hitam.
  • Pengendalian: dapat dilakukan dengan penyiangan gulma atau dengan menggunakan insektisida yang mengandung dimetoat, endusolfan, formothion, karbaril, merkaptodimetur dan metomil.

Kutu putih (Pseudococcus sp.) Gejala: menyerang umbi gladiol saat penyimpanan, dan di lapangan, dengan menusukan alat mulutnya kedalam umbi untuk menghisap cairan tanaman, sehingga tunas / akar terhambat pertumbuhannya dan gagal panen. Pada serangan berat umbi jadi keriput, kering dan mati. Ukuran tubuh serangga dewasa betina 4 mm dan mampu bertelur sampai 200 butir (diletakan berkelompok). Pengendalian: merendam subang dalam larutan insektisida 30-60 menit, yang mengandung bahan aktif asefat, nikotin, triazofos, kuinalfos dan lainnya.

Ulat pemakan daun (Larva Lepidoptera) Gejala: hama ini menyerang dengan membuat lubang-lubang pada permukaan daun dan bunga. Bentuk, warna, ukuran larva – larva sebagai minor pest pada tanaman gladiol sangat bervariasi, tergantung pada spesiesnya. Panjang ulat famili Lymantriidae mencapai 3,5 – 4,0 cm. Penanggulangan: menyemprot insektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis.

Baca Juga : Cara Pembibitan Tanaman Gladiolus Hybridus 

Penyakit

Layu fusarium (Penyakit busuk kering fusarium) – Penyebab: cendawan F. oxysporum var. gladiol atau F. orthoceras var gladiol. Gejala: daun gladiol yang terserang menguning, agak memilin. Pada serangan yang lebih lanjut, pertumbuhan tanaman kerdil dan mudah patah. Pada subang yang terserang tampak bercak dan dalam keadaan lembab hifa patogen yang berwarna putih seperti kapas menutupi permukaan bercak tadi dan menjalar kebagian tanaman lainnya. Pengendalian: menyimpan subang ditempat tidak lembab serta merendam sebelum ditanam, kedalam larutan suspensi fungisida benlate selama 30 menit.

Busuk kering – Penyebab: cendawan Botrytis cinerea atau B. gladiolorum. Gejala: bunga berbintik – bintik, berkembang menjadi bercak – bercak, subang yang terserang busuk daun bintik – bintik agak kelabu, kemudian berkembang menjadi bercakbercak berwarna hitam keabu – abuan. Pengendalian: menganginkan (mengeringkan) subang yang dipanen sebelum disimpan pada tempat yang kering atau dengan menyemprotkan fungisida captan, zineb atau nabam.

Busuk kerasPenyebab: Septoria gladioli. Gejala: sama dengan gejala busuk kering, tetapi berbeda pada tubuh buah patogennya. Bintik – bintik kecil coklat tampak pada permukaan bagian bawah / bagian atas daun yang terserang patogen. Tanaman / bibit yang terserang patogen tersebut umumnya berasal dari anak subang, sedang yang berasal dari subang jarang terserang.
Pengendalian: sama seperti untuk busuk kering.

Busuk kubang (Busuk kapang biru) – Penyebab: cendawan Penicillium gladioli yang termasuk patogen lemah. Patogen masuk dan menginfeksi subang gladiol bila di bagian subang terdapat luka yang disebabkan oleh serangga, alat – alat pertanian dan sebagainya. Gejala: pada subang yang terserang patogen tersebut terdapat lesio berwarna merah kecoklatan yang dalam waktu singkat bagian tersebut akan ditutupi koloni cendawan berwarna biru dan subang membusuk. Pengendalian: menyimpan subang dengan baik, setelah dikering udarakan dahulu, serta mencegah subang luka.

Hawar bakteri – Penyebab: Xanthomonas gummisudan. Yang berkembang dengan cepat pada keadaan lingkungan yang basah atau drainase kurang baik. Gejala: ada bercak – bercak horizontal cekung berair berwarna hijau tua yang berubah menjadi coklat dan berkembangsampai menutupi hampir seluruh permukaan daun sampai daun kering. Patogen ditularkan melalui subang atau percikan air hujan.Pengendalian: memilih subang yang sehat dan merendam subang tanpa kulit selama 2 jam dalam suspensi larutan bakterisida.

 

Recommended For You

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *