Gunung Dempo, Pesona Hamparan Kebun Teh

Gunung Dempo, Pesona Hamparan Kebun Teh
Gunung Dempo, Pesona Hamparan Kebun Teh

Ingin memandang, menyusuri, mendaki, dan meneliti pesona wisata kebun teh di Sumatra Selatan? Gunung Dempo tempatnya. Hamparan hijau kebun teh begitu segar. Tampak orang bercaping berbaris membawa keranjang di pundak, memetik pucuk daun teh. Hutan hijau pekat menjadi batas hijaunya teh dengan birunya gunung Dempo bersama awan putih dipuncaknya.

Indonesia selain memiliki keseluruhan garis pantai yang panjang, juga mempunyai beraneka gunung dengan berbagai karakteristik yang menarik. Gunung-gunung tersebut tidak jarang menjadi salah satu tujuan wisata di waktu musim liburan tiba. Mengingat selain memiliki pemandangan alam yang indah dan udara yang sejuk, daerah pegunungan juga dianggap tempat yang tepat untuk memperkenalkan anak dengan alam, sehingga memupuk sikap bertanggung jawab dan cinta kepada tanah airnya.

Pesona Hamparan Kebun teh

Gunung Dempo merupakan puncak tertinggi di Sumatera Selatan yang terletak di Kabupaten Pagaralam. Dari pusat Kota Palembang untuk sampai di kawasan pegunungan ini menempuh jarak sekitar 300 km, atau menghabiskan waktu sekitar 8 jam perjalanan melewati Kabupaten Prabumulih dan Lahat.

Kaki Gunung Dempo menawarkan pemandangan alam yang indah, Tidak heran ketika memasuki waktu akhir pekan dan waktu liburan tiba, tempat ini menjadi salah satu tempat favorit wisata alam di Sumatera Selatan. Apalagi di lokasi wisata ini sudah banyak ditemukan fasilitas penunjang wisata, seperti tempat penginapan dengan berbagai fasilitas hingga pusat belanja oleh-oleh.

Banyak kegiatan wisata yang bisa dilakukan di kawasan Kaki Gunung Dempo, salah satunya adalah melihat dari dekat hamparan Kebun Teh Pagaralam dari dekat. Selain itu, kegiatan menarik lainnya yang bisa dilakukan adalah mengunjungi hamparan perkebunan warga. Jika sedang musim panen, wisatawan bisa membeli berbagai buah dan sayuran yang masih segar langsung dari para petaninya.

Wisatawan yang berkunjung ke kawasan Kaki Gunung Dempo biasanya lebih memilih untuk menginap, pasalnya Gunung Dempo juga memiliki pemandangan matahari terbit yang menawan. Satu yang membuat para wisatawan betah berlama-lama di tempat ini, apalagi jika ditemani dengan secangkir kopi robusta khas Pagaralam yang terkenal kenikmatannya

Ditemani secangkir kawe (kopi) beraroma khas Pagar Alam, pemandangan alam nan asri saat pagi di serambi Penginapan Gunung Gare Pagar Alam ini, akan memikat siapa saja yang melihatnya.

Belumlah puas mata memandang. Kaki pun akan tergerak melangkah di sela perkebunan teh, mencari-cari benalu teh yang berkhasiat itu di sela batang teh, ditemani segarnya dingin pagi dan sinar mentari yang mulai menyapu punggung gunung.

Gunung Dempo yang memiliki ketinggian 3.159 meter dari permukaan laut ini, merupakan daerah tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan. Perjalanan selama kurang lebih 6 jam dari Palembang menuju Pagar Alam juga menjadi pengalaman menarik. Memasuki daerah yang dipagari oleh alam pegunungan ini, jalan berkelok dengan lembah dan tebing di tepian jalan mengucapkan selamat datang memasuki Kota Pagar Alam.

Tidak hanya keindahan Gunung Dempo yang terkenal, jalur pendakian gunung ini juga menjadi buah bibir dikalangan pendaki gunung. Gemericik suara air dan bermacam suara hewan penghuni gunung akan menemani para pendaki. Mendirikan kemah di hamparan puncak merapi, sebelum melihat kawah Dempo, juga menjadi daya tarik tersendiri. Menghangatkan badan meneguk kawe, di dekat api unggun, gemerlap lampu kota tampak dari ketinggian itu.

Apalagi disaat tahun baru tiba, hamparan ini akan dipenuhi para pendaki, baik yang berasal dari Pagar Alam, Palembang, bahkan dari luar Sumsel. Menyambut tahun baru di Puncak Merapi Dempo, seakan sudah menjadi tradisi.

Letak Gunung Dempo

Gunung Dempo (3159 mdpl) terletak di perbatasan propinsi Sumatera Selatan dan propinsi Bengkulu. Untuk sampai ke desa terdekat, terlebih dahulu perlu melalui kota Pagar Alam, kurang lebih 7 jam perjalanan darat dari Palembang. Dari ibukota Sumsel ini terdapat banyak bus ke arah Pagar Alam, salah satunya dengan menggunakan bus Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP) Dharma Karya, Telaga Biru, Garuda Dempo, atau Mobil Travel yang banyak stesyennya di Jalan kolonel Atmo Palembang. Atau apabila anda dari Jakarta, sebelumnya dapat menumpang bas jurusan Bengkulu atau Padang, dan turun di Lahat, lalu disambung menaiki Angkutan Kota Dalam Propinsi yang sering berhenti di depan terminal bayangan depan Rumah Sakit Umum Lahat – jalan Mayor Ruslan I Lahat.

Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, di sini banyak tersedia rumah tumpangan atau motel, berkisar Rp200 ribu semalam. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang tidak terdapat di kota-kota besar. Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu menyewa kereta/teksi untuk urusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, kereta sewa akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 minit, karena jalannya cukup terjal, bengkang-bengkok dengan melalui kebun teh terhampar menghijau.

Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekadar trekking. Gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu kuwatir kehabisan air minum selama perjalanan. Sebuah kali/anak sungai kecil yang jernih, mengalir di perbatasan hutan pertanda sebelum mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip seperti yang terdapat di gunung Gede-Pangrango, yaitu hutan montana. Jalan setapak penuh dengan akar-akar yang melintang, kemiringan lereng sendiri cukup curam untuk memeras keringat. Daerah datar untuk beristirahat atau bonus untuk mengaso beberapa menit susah untuk ditemukan, begitupun sumber mata air. Tidak ada tanda-tanda khusus, keadaan hutan ini hampir homogen dan sangat hening. Sementara jalur lainnya yaitu Jalur Rimau; yaitu suatu kawasan wisata yang dibuka guna menunjang pelaksanaan PON untuk Cabang Olahraga : Paralayang . Jalur ini memiliki anak tangga hingga menjelang puncak gunung. Dinamakan Jalur Rimau karena diarea tersebut ada Patung “Rimau” = maskot PON saat berlangsung di Sumatera Selatan.

Baca Juga: 10 Obyek Wisata Imlek Cap Go Meh

Empat atau lima jam kemudian, kita akan memasuki daerah dengan vegetasi tumbuhan berpohon rendah dan semakin rendah, beberapa daerah agak terbuka, pandangan pun menjadi luas. Gunung Dempo memiliki dua puncak yang satunya bernama puncak api. Menjelang puncak pertama Dempo yang merupakan dataran masif, Puncak pertama ditumbuhi tanaman yang rendah mirip perdu. Dari puncak pertama ini kita turun kembali kelembah yang diapit oleh puncak pertama dan puncak utama. Dilembah ini terdapat sebuah sumber mata air mengalir disini. Hanya airnya yang jernih ini sedikit kecut rasanya, mungkin pengaruh rembesan belerang.

Pendakian kepuncak utama tidak terlalu sulit. Lerengnya terdiri dari kerikil dan batu-batu dengan kemitingan lereng sekitar 40°, cukup stabil untuk didaki. Puncak utama gunung Dempo (3158 m), Merupakan kawah gunung berapi yang masih bergejolak dengan diameter sekitar seratus meter persegi. Dinding kawah cukup terjal dan tidak mungkin bisa dituruni tanpa batuan tali temali. Pemandangan dari puncak cukup mengasyikan. Selain kawah yang memberikan kesan khusus, tampak juga terhamparan propinsi Bengkulu dengan Lautan Hindia dengan hamparan lembah yang sunyi dan hening. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam. Bila kemalaman anda bisa menginap di Dusuun VI, dengan terlebih dahulu minta izin kepala keamanan di sana.

Daerah yang berjarak 300 kilometer dari Palembang ini juga sarat dengan daya tarik sejarah purba. Batu-batu peninggalan purba yang diperkirakan berumur 2500 sampai 3000 tahun ini terdapat di beberapa desa di kaki Gunung Dempo. Bentuk batunya pun beragam, dari lesung, hewan, manusia, dan ada juga batu berbentuk rumah.

Melihat inilah yang membawa wisatawan mancanegara asal eropa kerap datang ke daerah pegunungan tertinggi di bukit barisan Sumatera ini. Belum habis lah potensi wisata di Pagar Alam. Air terjun di pegunungan ini belum sepenuhnya dikembangkan, bahkan tidak menutup kemungkinan belum ditemukan. Seperti ditemukannya curub (air terjun) Pancur belakangan ini, sebuah keindahan baru yang terkuak.

Wisata Kebun Teh

Selepas memuaskan minat wisata di tengah pesona alam Gunung Dempo. Para wisatawan dapat mengunjungi pasar tradisional di pusat kota. Kudu, sebuah senjata khas masyarakat Pagar Alam menjadi buah tangan favorit, selain kopi, teh, benalu teh, dan alpukat.

Tekad Pagar Alam menjadikan kota wisata dan budaya ini semakin mantap dengan dicanangkannya Visit Musi 2008. Kota penghasil kopi dan teh semenjak jaman kolonial Belanda ini dikukuhkan sebagai kota Bunga. Halaman rumah, sekolah, dan taman kota dipenuhi bunga. Pameran bunga diadakan di alun-alun kota setiap tahunnya.

Balai Benih Jarai pun tidak hanya ditanami anggrek, pembudidayaan bunga krisan dilakukan disana. Pembudidayaan bunga potong ini merupakan bentuk dukungan Pemprov Sumsel terhadap upaya menjadikan Kota Pagaralam sebagai kota bunganya Bumi Sriwijaya.

Kekayaan potensi wisata ini disambut ramah warga setempat. Mereka siap menyapa wisatawan, penginapan memperbaiki pelayanan, jalan-jalan diperpanjang dan dihaluskan. Begitupun hutan, dengan penanaman pohon Bambang, dipertahankan kelestariannya (travel okezone)

Recommended For You

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *