Doa Ketika Naik Kendaraan Darat
SUBHAANAL LADZII SAKHKRARA LANAA HAADZA WAMAA KUNNAA LAHUU MUQRINIINA WA INNAA ILAA RABBINAA LAMUNQALIBUUNA.
“Maha suci Zat yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami padahal kami tak mampu menundukkannya.Sungguh, hanya kepada Tuhan kami, kami akan kembali.”
Keterangan:
Pada suatu hari Ali bin Rabiah melihat Ali bin Abi Thalib dibawakan seekor binatang untuk ditunggangi. Pada saat menginjakkan kakinya pada Sanggurdi (pijakan kaki pada pelana) ia membaca “Bismillaahir rahmaanirrahiim,” Ketika telah duduk dipunggung hewan itu ia membaca doa diatas, kemudian dilanjutkan dengan “Al-Hamdu lillaah” 3X, “Allaahu Akbaru” 3X. lalu disambung dengan :
SUBHAANAKA INNII ZHALAMTU NAFSII FAGHFIR LII, INNAHUULAA YAGHFIRUDZDUNUBA ILLAA ANTA.
“Maha suci Engkau, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri, karena itu ampunilah aku. Tak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”
Setelah membaca doa ini ia tertawa. Maka di antara sahabat yang lainnya ada yang bertanya: “Mengapa Engkau tertawa, wahai Amirul mu’miniin?” Ali menjawab: “Aku pernah melihat Rasulullah saw. melakukan seperti apa yang baru saja kulakukan, lalu tertawa. Aku pun bertanya: Wahai Rasul, apa yang membuat engkau tertawa? Ia menjawab: Sesungguhnya Tuhanmu kagum terhadap hamba-Nya pada saat mengatakan, “Ampunilah dosa-dosaku!” Ia tahu bahwa tak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Dia.” Kemudian ditambah dengan:
ALLAAHUMMA INNAA NAS’ALUKA FII SAFARINAA HAADZAL BIRRA WAT-TAQWAA, WA MINAL ‘AMALI MAA TARPHAA, ALLAAHUMMA HAWWIN ‘ALAINAA SAFARANAA HAADZAA WATHWI ‘ANNAA BU’DAHU. ALLAAHUMMA ANTASH SHAAHIBU FISSAFARI WAL KHALIIFATU FIL AHLI. ALLAAHUMMA INAA NA’UUDZUBIKA MIN WA’TSAA ‘IS SAFARI WA KA’AABATIL MANZHARI WA SUU’IL MUNQALABI FIL MAALI WAL AHLI.
“Wahai Allah! Sesungguhnya kami memohon kepada Engkau dalam perjalanan kami ini kebajjkan dan takwa, dan amal yang Engkau ridhai. Wahai Allah! Mudahkanlah atas kami perjalanan kami ini, dan dekatkanlah jaraknya dari kami. Wahai Allah! Engkaulahsahabat dalam perjalanan dan khalifah bagi keluarga yang ditinggalkan. Wahai Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepada Engkau dari sulitya perjalanan, pemandangan yang menyedihkan, dan tempat kembali yang buruk, di dalam harta maupun keluarga.”
Sumber : Buku Pedoman Do’a dan Wirid Edisi Lengkap Ust. Drs. Ahmad Seadie Penerbit : Rica Grafika Jakarta