Umumnya setiap pasangan mengidamkan untuk memiliki anak setelah menikah. Karena itu sebelum memasuki jenjang pernikahan setiap calon mempelai baik pria maupun wanita sangat dianjurkan untuk memeriksakan diri atau istilahnya check-up pranikah.
Pernahkah Anda mendengar nasehat orangtua ‘bibit, bebet, bobot’ dalam memilih jodoh? Nah, dalam dunia medis, salah satu cara menentukan bahwa seseorang memiliki bibit (keturunan) dan bobot (kualitas diri) yang baik ialah dengan melakukan premarital check up.
Premarital check up atau pemeriksaan pranikah adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan kedua calon mempelai (pria dan wanita) sebelum pernikahan digelar
Apa ya manfaatnya?
Periksa kesehatan pra nikah memang belum umum dilakukan di Indonesia, tetapi tahukah Anda bahwa pemeriksaan ini merupakan salah satu prosedur menjelang pernikahan yang sangat dianjurkan oleh pakar kesehatan? Pelajari serba serbinya di bawah ini!
Manfaat Periksa Kesehatan Pra Nikah
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah kita dapat mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), dan Anda juga dapat mengetahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan Anda dan pasangan termasuk calon keturunan.
Prosedur Periksa Kesehatan Pra Nikah
Prosedur yang harus dilakukan sebenarnya tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan kesehatan lain biasanya. Anda dan pasangan membuat janji terlebih dahulu dengan dokter spesialis atau dokter umum kemudian setelah melakukan wawancara singkat tentang sejarah kesehatan, Anda dan pasangan wajib melakukan pemeriksaan fisik dan rangkaian tes radiologi dan laboratorium untuk mendeteksi kelainan-kelainan apa saja yang mungkin diderita.
Idealnya, pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan menjelang pernikahan.
Namun ukuran itu sebenarnya bersifat fleksibel dalam arti kapanpun dapat dilakukan asal pernikahan belum dilangsungkan, agar penyakit-penyakit yang mungkin terdeteksi dapat ditanggulangi terlebih dahulu.
Baca Juga: Hamil Trimester pertama saat bulan Puasa
Persiapan Jelang Periksa Kesehatan Pra Nikah
Yang pertama tentunya masalah finansial. Pemeriksaan ini memang memakan biaya lebih. Maka dari itu, Anda dan pasangan baiknya persiapkan dana lebih dari jauh-jauh hari dan Anda harus ingat bahwa uang yang Anda keluarkan itu merupakan investasi jangka panjang untuk kelangsungan hidup rumah tangga yang akan Anda jalani bersama dengan pasangan.
Selain itu, Anda dan pasangan pun diwajibkan untuk berpuasa mulai pukul 22.00 sehari sebelumnya dan setelah pengambilan darah, Anda dan pasangan bisa menikmati sarapan. Selama berpuasa, Anda dan pasangan tetap boleh mengonsumsi air putih dan bawalah sedikit contoh feses (tinja) atau urine pagi hari dalam wadah yang bersih.
Tentunya Anda tidak ingin menurunkan penyakit bawaan kepada keturunan di masa yang akan datang kan? Walaupun Anda dan pasangan berada dalam kondisi yang sehat, tidak ada salahnya untuk tetap melakukan pemerikasaan kesehatan pra nikah untuk kehidupan pernikahan yang sehat dan jauh dari penyakit.
Mengapa premarital check up penting dilakukan?
Dilansir dari halaman sehatq.com, salah satu alasan premarital check up memang tidak populer di Indonesia karena banyak orang masih berpandangan bahwa ini adalah hal yang dapat mengungkap aib seseorang sebelum hari besarnya.
Perlu ditekankan bahwa premarital check up bukanlah upaya mengungkap aib. Sebaliknya, langkah ini merupakan bagian dari keterbukaan sekaligus mengetahui status kesehatan seseorang, apalagi orang yang tampak sehat bisa saja memiliki sifat pembawa (carrier) terhadap penyakit tertentu.
Secara umum, tujuan premarital check up adalah:
- Mencegah berbagai penyakit yang dapat menurun kepada calon bayi, seperti thalasemia, diabetes melitus, dan lain-lain.
- Mengenal riwayat keehatan diri sendiri maupun pasangan sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari.
- Menghilangkan keraguan yang mungkin terdapat dalam diri kedua calon mempelai, terutama yang berhubungan dengan riwayat kesehatan keduanya.
Sebuah penelitian mengungkap premarital check up memang efektif mengurangi jumlah penderita penyakit thalassemia di Arab Saudi. Situasi kesehatan ini tentu menguntungkan bagi mereka yang tampaknya akan terus mengalami penurunan jumlah penderita penyakit tersebut untuk tahun-tahun ke depan.
Untuk mencapai tujuan ini, premarital check up sebaiknya dilakukan setidaknya 3 bulan sebelum pernikahan digelar. Kemenkes juga menyebut pemeriksaan pranikah ini sudah bisa dilakukan 6 bulan sebelum pernikahan, agar apabila Anda butuh second opinion dapat melakukan tes ulangan.
Setelah hasil premarital check up keluar, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter. Kemudian, Anda dapat merencanakan langkah ke depan bersama calon pasangan agar kualitas kehidupan rumah tangga Anda lebih baik.
Rekomendasi premarital check up
Tes yang dapat Anda ambil pada pemeriksaan pranikah sebetulnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Namun sesuai dengan rekomendasi Kemenkes RI, berikut langkah premarital check up secara utuh dan menyeluruh yang dapat Anda lakukan.
-
Pemeriksaan fisik
Dokter pertama kali akan memeriksa kondisi kesehatan secara umum, mulai dari berat badan hingga tekanan darah.
Wanita yang memiliki tekanan darah tinggi dapat membahayakan janin ketika ia hamil karena dapat membuat pertumbuhan janin terhambat, serta berpotensi membuatnya melahirkan sebelum waktunya (prematur).
Selain itu, pemeriksaan fisik pada premarital check up ini dapat mengetahui ada atau tidaknya gejala diabetes pada seseorang.
-
Pemeriksaan penyakit keturunan
Penyakit yang bersifat genetik biasanya diturunkan dari kedua orangtua, misalnya gangguan kelainan darah yang membuatnya tidak bisa memproduksi hemoglobin (sel darah merah) secara normal. Pemeriksaan ini juga dapat mengetahui apakah Anda merupakan carrier terhadap penyakit tertentu.
-
Pemeriksaan penyakit menular
Penyakit yang dapat terdeteksi pada premarital check up ini, yaitu hepatitis B dan C, serta HIV/AIDS. Pemeriksaan ini sangat penting karena penyakit yang dapat terdeteksi tersebut bersifat menular, serta bukan tidak mungkin dapat mengancam nyawa Anda.
Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi penyakit menular seksual, seperti herpes, dan penyakit lainya yang bisa mengancam kehamilan nantinya, seperti toksoplasmosis, rubella, dan cytomegalovirus.
-
Pemeriksaan organ reproduksi
Pemeriksaan pranikah ini bertujuan mengetahui kesehatan organ reproduksi Anda dan calon pasangan. Premarital check up ini penting terutama bagi Anda yang ingin memiliki keturunan setelah menikah.
-
Pemeriksaan alergi
Alergi kerap dihubungkan dengan munculnya gatal, bersin, atau bengkak pada bagian tubuh tertentu. Namun, alergi yang parah dapat berakibat fatal, bahkan sampai membuat sesak napas dan meninggal dunia.